Menumbuh Kembangkan Sifat Nasionalis, Demokratis, Humanis
& Inklusif
Mata Kuliah
: IAD/IBD/ISD
Dosen : Kamalun
Ni’am SE.MM.
Disusun
Oleh :
1.
Ahmad faruq
2.
Fathonah muryati
3.
Fadlun
4.
Mutmainah
5.
Nur rohman
6.
Sukron latif
7.
Qomariyah
Fakultas
Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Wali Sembilan Semarang Tahun
2013/2014
Kata
Pengantar
Segala puji hanya untuk Allah SWT.
Karena berkat rahmat dan hidayah Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah ini
dengan baik. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan
alam, yakni Nabi besar Muhammad SAW, dengan mengucapkan“Allahumma shali’ala Muhammad Wa’ala alihi Muhammad”, yang mana
berkat ketekunan dan keuletan beliau yang telah membawa kita dari alam
kebodohan sampai ke alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat
sekarang ini. Penulis merasa perlu mengangkat judul makalah “tentang potensi
madrasah diniyah di era modern” dikarenakan di msa modern ini semakin
menurunya minat anak anak pada madrasah diniyah. Padahal ilmu itu sangatlah
penting bagi kesejahteraan umat manusia terutama ilmu agama. Untuk itu dengan
menghadirkan makalah ini, semoga orang – orang yang menganggap remeh ilmu
tersebut paham akan pentingnya sebuah ilmu. Kritik dan saran yang membangun
dari para pembaca sangat diharapkan oleh penulis untuk kesempurnaan makalah
ini.
Daftar Isi
Judul
.............................................................................................i
Daftar Isi
....................................................................................ii
A.
Latar
Belakang..................................................................
B.
Rumusan
Masalah............................................................
C.
Pembahasan .....................................................................
D.
Kesimpulan .....................................................................
E.
Penutup...........................................................................
F.
Daftar
Pustaka...............................................................
A.
Latar Belakang
bahwa Indonesia merupakan satu- satunya negara
kepulauan di dunia yang dianugerahi dengan beragam kekayaan alam maupun
kekayaan budaya. Begitu banyak budaya daerah yang tersebar di seluruh tanah
air, yang kesemuanya itu bermuara menjadi budaya nasional bangsa Indonesia.
Perbedaan tersebut tidak lantas menjadi alasan untuk berpecah belah ataupun
terkikisnya solidaritas di kalangan masyarakat Indonesia. Hal itu tidak pula
layak untuk dijadikan benteng perlindungan bagi tumbuh kembangnya sikap
sukuisme yang pada akhirnya merupakan kendala dalam mempertahankan persatuan
dan kesatuan bangsa. Menyikapi kondisi aktual yang berkembang, bangsa ini
dihadapkan pada dua tantangan. Pertama, menjaga kemurnian esensi dan hakikat
nasionalisme, yang berarti juga menjaga kemurnian nilai-nilai kemanusiaan.
Kedua, berupaya secara aktif mengantisipasi perkembangan situasi zaman
khususnya arus globalisasi yang sedemikian hebat pengaruh implikasinya bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada gilirannya, dalam mengawal reformasi
yang terus bergulir, maka semangat nasionalisme, demokratis, humanis dan
iklusif pemuda perlu digugah kembali.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
itu sifat nasioalis, demokratis, humanis, dan inklusif ?
2. Bagaiman
cara menumbuhkan sifat nasioalis, demokratis, humanis, dan inklusif tersebut ?
3. Mengapa
sifat nasionalis, demokratis, humanis, dan inklusif itu perlu ditubuhkan dalam diri manusia.
C.
Pembahasan
a) Apa itu sifat
nasioalis, demokratis, humanis, dan inklusif.
Nasionalisme adalah satu paham yang
menciptakan dan mempertahankan kedaulatan
sebuah negara
(dalam bahasa
Inggris nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas
bersama untuk sekelompok manusia.
Para nasionalis
menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political
legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas
budaya", debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah
bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu. Ikatan
nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot.
Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri
sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya
hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini,
yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan ini pun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak
menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasananya aman dari
serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini,
nasionalisme merujuk kepada amalan politik
dan ketentaraan yang berlandaskan
nasionalisme secara etnik
serta keagamaan,
seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan
politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem
seperti naziisme, pengasingan
dan sebagainya.
Demokrasi
adalah bentuk pemerintahan yang semua warga
negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah
hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara
langsung atau melalui perwakilan dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan adanya
praktik kebebasan politik
secara bebas dan setara. Kata ini berasal dari bahasa Yunani
δημοκρατία
(dēmokratía) "kekuasaan rakyat"yang terbentuk dari δῆμος (dêmos)
"rakyat" dan κράτος (kratos) "kekuatan" atau
"kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistem
politik negara-kota Yunani,
salah satunya Athena; kata ini
merupakan antonim dari ἀριστοκρατία
(aristocratie) "kekuasaan elit". Secara teoretis, kedua definisi
tersebut saling bertentangan, namun kenyataannya sudah tidak jelas lagi.[2]
Sistem politik Athena Klasik, misalnya, memberikan kewarganegaraan demokratis
kepada pria elit yang bebas dan tidak menyertakan budak dan wanita dalam
partisipasi politik. Di semua pemerintahan demokrasi sepanjang sejarah kuno dan
modern, kewarganegaraan demokratis tetap ditempati kaum elit sampai semua
pendudu k dewasa di sebagian besar negara demokrasi modern benar-benar bebas
setelah perjuangan gerakan hak suara pada abad ke-19 dan 20. Kata demokrasi (democracy)
sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal dari bahasa
Perancis Pertengahan dan Latin
Pertengahan lama.
Ada beberapa jenis
demokrasi, tetapi hanya ada dua bentuk dasar. Keduanya menjelaskan cara seluruh
rakyat menjalankan keinginannya. Bentuk demokrasi yang pertama adalah demokrasi langsung,
yaitu semua warga negara berpartisipasi langsung dan aktif dalam pengambilan
keputusan pemerintahan. Di kebanyakan negara demokrasi modern, seluruh rakyat
masih merupakan satu kekuasaan berdaulat namun kekuasaan politiknya dijalankan
secara tidak langsung melalui perwakilan; ini disebut demokrasi perwakilan.
Konsep demokrasi perwakilan muncul dari ide-ide dan institusi yang berkembang
pada Abad Pertengahan
Eropa, Era
Pencerahan, dan Revolusi
Amerika Serikat dan Perancis
Suatu pemerintahan
demokratis berbeda dengan bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang satu
orang, seperti monarki, atau sekelompok kecil, seperti oligarki.
Apapun itu, perbedaan-perbedaan yang berasal dari filosofi Yunani ini[3]
sekarang tampak ambigu karena beberapa pemerintahan kontemporer mencampur aduk
elemen-elemen demokrasi, oligarki, dan monarki. Karl
Popper mendefinisikan demokrasi sebagai sesuatu yang berbeda
dengan kediktatoran
atau tirani, sehingga berfokus pada kesempatan bagi rakyat untuk mengendalikan
para pemimpinnya dan menggulingkan mereka tanpa perlu melakukan revolusi
Humanisme
adalah istilah umum untuk berbagai jalan pikiran yang berbeda yang memfokuskan
dirinya ke jalan keluar umum dalam masalah-masalah atau isu-isu yang
berhubungan dengan manusia. Humanisme telah menjadi sejenis doktrin beretika
yang cakupannya diperluas hingga mencapai seluruh etnisitas manusia, berlawanan
dengan sistem-sistem beretika tradisonal yang hanya berlaku bagi
kelompok-kelompok etnis tertentu.
Inklusif diambil dari kata inclusion yang bermakna ikut serta, atau
memasukkan sesuatu.Lawan katanya adalah exclusion, yang bermakna memisahkan
atau memasukkan. Dari pengertian etimologis tersebut di atas dapat kita ambil
kesimpulan dengan apa yang dimaksud Masyarakat Inklusif tersebut Masyarakat
inklusif disebutkan dalam situskartunet.com adalah masyarakat yang terbuka dan
universal serta ramah bagi semua, yang setiap anggotanya
saling mengakui keberadaan,
menghargai,dan mengikut sertakan perbedaan.
b) Cara menumbuhkan
sifat nasioalis, demokratis, humanis, dan inklusif .
Æ Nasionalis
o
menanamkan
nilai- nilai nasional dalam di dalam jiwa sesorang sebab sifat nasionalis akan muncul dengan
sediri jika jiwa seseorang telah mengerti tentang nasionalis.menurut bung karno
di dalam pidatonya “bahwa untuk membangkitkan rasa nasionalisme kita harus
belajar pada sejarah, “Nasionalisme tumbuh subur di taman sarinya nasionalisme
dan taman sari hanya bisa berbunga di nasionalisme” jadi bisa dikatakan bahwa
cara menamkan rasa nasionalis yaitu degan cara mempelajari sejarah karena dengan
sejarah seseorang akan mengererti betapa sulitnya perjuangan para pahlawan
pahlawan pada masa itu.
o
Menanamkan rasa cinta Tanah Air sejak usia
dini. Salah satu caranya menanamkan sikap bangga menjadi bangsa Indonesia,
mencintai bangsa sendiri serta memperkenalkan dan mencintai budaya-budaya asli
Indonesia kepada anak-anak sejak usia dini.
o
Memfilter budaya
luar yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Responden menilai budaya
asing yang masuk, diserap secara keseluruhan oleh generasi muda tanpa menyaringnya
lebih dahulu. Padahal budaya asing tersebut tidak sesuai dengan identitas bagsa
Indonesia.
o
Menciptakan
karya seni yang mengandung nilai nasionalisme. Misalnya dengan menciptakan
lagu-lagu yang bermakna nasionalisme. Hal ini disebabkan terlalu banyak karya
seni dari generasi muda banyak diinspirasikan dari seni negara-negara luar,
separti Jepang, Inggris, Amerika, dan lain-lain.
Æ Demokratis
o
Membiasakan
untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang berlaku
o
Membiasakan
bertindak secara demokratis bukan otokrasi atau tirani.
o
Membiasakan
untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah.
o
Membiasakan
mengadakan perubahan secara damai tidak dengan kekerasan atau anarkis.
o
Membiasakan
untuk memilih pemimpin melalui cara-cara yang demokratis..
o
Selalu
mempertanggungjawabkan hasil keputusan musyawarah baik kepada Tuhan, masyarakat, bangsa, dan
negara.
o
Menggunaka
kebebasan dengan penuh tanggung jawab.
o
Membiasakan
memberikan kritik yang bersifat membangun
Æ Humanis & inklusif
o
Menanamkan rasa kebersamaan
serta menghindarkan diri dari sifat egois atau sifat ingin menang sendiri.
o
Belajar untuk
memahami arti humanis
o
Saling toleransi
antar sesama manusia.
o
Selalu
menggunakan akal sehat dan hati nurani luhur dalam musyawarah.
c) Pentingnya sifat nasionalis, demokratis, humanis dan
inklusif.
Dari uraian diatas bisa dikatana bahwa Sifat – sifat
tersebut sangatlah penting bagi kehidupan manusia karna sifat tersebut membawa manusia hidup
rukun saling membantu saling bertoleransi walaupaun beda keyakinan dan pasti
akan tercipta kehidupan bermasyakat dan bernegara damai, tentram, sejahtera dan
tidak akan ada lagi pembatas antara si kaya dan si miskin antara pejabat
pemerintahan dengan masyarakat biasa. Tapi sebliknya apabila seseorang tidak mempunyai sifat
tersebut, kehidupan bermasyarakat tidak akan penah terjadi seperti contoh sifat
humanis apabila manusia tidak mempunyai sifat humanis terhdap kehidupan
bermasyarakat akan memunculkan sifat apatis terhadap kehidupan sekitarnya.
D.
Kesimpulan
Dari uraian
diatas bisa diambil kesimpulan bahwa Nasionalisme
adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan
sebuah negara. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga
negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan.Humanis adalah
suatu sifat yang mementingkan kepentingan umum dari pada kempentigan pribadi. Inklusif
adalah sifat yang
terbuka dan universal serta ramah bagi semua, yang setiap
anggotanya saling mengakui keberadaan, menghargai,dan mengikut sertakan perbedaan.dan cara menumbuhkan sifat
tersebut yaitu dengan menanamkan sifat tanggung jawab, bertoleransi,
bersosialisasi antar sesama.
Sifat
nasionalis, demokratis, humanis dan inklusif
sanagatlah penting bagi kehidupan dan sebenarnya saling keterkaitan
antara satu dengan lainnya semuanya bertujuan untuk menciptakan kehidupan yang
harmonis tentram damai dan sejahtera dalam bermasyarakat dan bernegara.
E.
Penutup
Demikianlah makalah ini kami buat kami sadar bahwa makalah
ini masih banyak kekurangan dan ada kesalahan dalam tulisan. untuk itu kami
mengharap masukan dan sarannya untuk menjadikan makalah ini seperti yang kami
dan teman-teman harapkan sehingga dapat diambil manfaatnya bagi kita semua
amin.
Daftar Pustaka
belanegarari.com/.../menumbuhkan-kembali-semangat
nasionalis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar